Kabupaten Magelang dan Binar Tatanan Sosial Negri di Atas Angin

Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia


FaktaDaerah.Com- Magelang adalah sebuah Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibu kota Kabupaten ini adalah Kota Mungkid. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Semarang di utara, Kabupaten Semarang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten di timur, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Kabupaten Purworejo di selatan, Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Temanggung di barat, serta Kota Magelang yang berada di tengah-tengahnya.

Kecamatan Windusari, Magelang, Provinsi Jawa Tengah


Terdapat 21 satu kecamatan sebagai pelengkap ekosistem di dalamnya. Kecamatan Windusari merupakan salah satu kecamatan yang berada di dataran tinggi. Daerah ini memiliki potensial dalam ranah pariwisata. Berbagai desa wisata yang dirintis di Magelang ternyata didirikan pula di Windusari. Lika liku batu terjal tersusun dibaut dengan kilatan rerumputan hijau dan menyandarlah ekosistem di dalamnya. Air terjun dengan debit yang tinggi berbisik menyeru syair perdamaian, serta berbagai tumbuhan penawar penyakit dan tumbuhan penawar kegundahan melimpah ruah di dalamnya.
 
Dua puluh satu desa menempati ruang tatanan keindahan alam di Windusari. Hinggaplah sebuah desa di ujung tanduk yang tidak dikenal dunia namun dikenal di langit. Tidak akan mengenal desa ini manakala tidak pernah mengunjunginya. Sebutlah tatanan ekosistem itu dengan Pasangsari. Negri di atas angin orang menyebutnya.
 
Tak banyak yang tau tentang Pasangsari. Tak banyak yang tau keunikan tatanan di dalamnya. Keunikannya tak dapat dikiaskan secara kasat mata belaka. Hanya usaha dan dua pasang bola matalah yang mampu memberi kesaksian. Pasalnya, Pasangsari berada di puncak dari puncak pegunungan di Magelang.
 
Untuk bisa menjangkau daerah ini harus melewati jalan kucing yang terjal namun dipapas oleh pemandangan yang memacu adrenalin yang maha rupawan. Setiap melintasi susunan batuan terjal akan ada segelintir manusia yang menyapa dengan rebahan senyum keikhlasan tak berdosa. Senyum yang ikhlas merupakan ciri khas masyarakat yang mendiami desa Pasangsari. Terdapat tatanan sosial yang berbeda antara masyarakat Pasang dan masyarakat lainnya. “Monggo pinarak riyin” adalah ungkapan yang tak pernah sirna dilontarkan masyarakat pasang kepada orang luar. Besar kecil tua muda tak pandang umur tak pandang jabatan, mereka adalah sosok pekerja keras. Melintasi jalanan yang panjang dengan gundukan beban berat di punggung adalah sebuah kebiasaan nenek gunung. Penuh semangat hidupnya.

Sekilas bagi masyarakat modern hal itu adalah pekerjaan yang sangat berat. Namun tidak sesempit itu pikiran Sang Nenek. Menggendong beban diatas punggung rapuhnya dengan senyum ikhlas ternyata membuat tubuh sehat. Ya, budaya dan perilaku sosial mereka sangat ciri khas. Budaya andhap ashor yang membuat kehidupan mereka bahagia.

Masyarakat luar akan dimanjakan oleh keramah tamahan warga Pasang. Apapun yang mereka punya pasti akan disuguhkan. Mereka hidup di atas angin dengan penuh kebahagian atas segala kekayaan alam. Padi di tanam di atas gundukan tanah bertingkat dan sayuran yang melimpah ruah tanpa susah didapatkan, beragam ternak yang menyatu dengan kehidupan keluarga kecil mereka, dan sumber air yang murah. Negri ini dikelilingi hutan pinus yang tersusun dengan komposisi yang unik sehingga menjadi daya tarik bagi wisatawan. Udara siang tak pernah dikenali di daerah ini karena siang bagaikan pagi malam bagaikan di kutub.
 
Kehidupan masyarakat Pasang selalu dihiasi dengan kebersamaan seperti gotong royong membangun rumah, hajatan, bahkan jamban yang mereka gunakan adalah jamban umum yang digunakan bersama-sama. Begitulah kehidupan yang saling berbagi. Tidak heran bagi pengunjung luar yang bertemu dengan warga pajang akan mendapat pelayanan yang ramah tamah dari warga. Begitulah kiasan daerah yang hanya dikenal di atas angin dengan segala keelokan alam pemberian Sang Kuasa. Begitu pula dikenal angin dengan segala keunikan struktur sosial di dalamnya, budaya dan keramah tamahan penduduknya. Tak perlu membeli untuk memakannya, tak perlu membayar untuk bisa berbesih diri. Bagi pengunjung datang dengan keadaan lapar pulang dengan hati senang.

Demikinalah tulisan tentang Kabupaten Magelang adapun untuk judul artikel ini adalah Binar Tatanan Sosial Negri di Atas Angin Magelang yang ditulis oleh Nur Khasanah. Semoga bermanfaat bagi setiap pembaca. Trimakasih, jangan lupa baca juga artikel lainnya;
  1. Kota Salatiga [Jawa Tengah] dan 5 Fakta Yang Harus Kamu Baca!
  2. Kabupaten Wonosobo [Jawa Tengah] dan 6 Fakta yang Harus Kamu Baca!
  3. Kabupaten Brebes [Jawa Tengah] dan 9 Fakta Yang Harus Kamu Baca!
  4. Kabupaten Kebumen [Jawa Tengah] dan 5 Fakta Unik Yang Harus Kamu Baca!

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kabupaten Magelang dan Binar Tatanan Sosial Negri di Atas Angin"

Posting Komentar