Gunung Kemukus [Sragen-Jawa Tengah] dan 10 FAKTA yang Harus Kamu Baca!

Gunung Kemukus, Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah

FaktaDaerah.Com- Gunung Kemukus adalah salah satu gunung fenomenal di Indonesia, Gunung ini terletak di Desa Pendem, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Gunung Kemukus inipun merupakan destinasi wisata yang cukup dikenal oleh masyarakat luas.

Baca Juga: [Gunung Lawu] dan Pesona Grojogan Sewu, yang Harus Kamu Kunjungi.

Fakta Fakta Gunung Kemukus, Kabupaten Sragen

Berikut ini sejumlah fakta dan juga berbagai hal yang harus dijadikan landasan mengubah stigma negatif tentang ritual seks di Gunung Kemukus.

Gunung Kemukus dan Stigma Negatif

Stigma negatif seolah sudah menyebar luas, bahkan banyak wisatawan mancanegara yang datang kesini untuk meneliti ritual seks yang terjadi, bukan untuk menikmati cultural tourism yang ada di Gunung Kemukus.

Tanggung Jawab Mengubah Stigma Negatif Gunung Kemukus

Mahasiswa sebagai agent of change memiliki peran penting untuk mengubah stigma tersebut dan mengenalkan kepada dunia khususnya masyarakat ASEAN bahwa Gunung Kemukus sangat berpotensi sebagai wirawisata kelas dunia.

Gunung Kemukus Potensi Wisata di Jawa Tengah

Kawasan Gunung Kemukus yang terletak 300 meter diatas permukaan laut dan lokasinya yang cukup strategis karena berdekatan dengan Waduk Kedung Ombo yang menjadi destinasi cukup eksis di Jawa Tengah, tentu hal ini semakin membuat potensi Gunung Kemukus menjadi daerah wirawisata semakin besar.

Cerita Gunung Kemukus Jawa Tengah

Menurut cerita dari dinas pariwisata Sragen, di Gunung Kemukus terdapat makam Pangeran Samudra yang konon katanya jika ritual disini akan membuat hidup lebih makmur. Terlepas dari stigma negatif tentang ritual seks yang ada, ritual yang dimaksud adalah perihal berdoa dengan sungguh-sungguh.

Profesi Masyarakat di Lingkungan Gunung Kemukus

Jika dilihat dari sisi ekonomi, Desa Pendem yang mayoritas penduduknya bekerja sebagai pedagang, hal ini jika diberdayakan dengan baik dapat menjadi ladang uang yang dapat membuat makmur masyarakat Desa Pendem.

Jumlah Pengunjung Gunung Kemukus

Jumlah pengunjung rata-rata setiap bulan yang mencapai 200 orang cukup menjanjikan menjadi peluang wirawisata. Kemudian jika ditelaah dari segi pendidikan, Gunung Kemukus dianggap sebagai kawasan wisata religi.

Citra wisata seks di Gunung Kemukus tentu dapat diubah, antara lain dengan menjunjung tinggi norma agama dan nilai budaya pengejawentahan antara manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa. Pengunjung diharapkan dapat menjaga kearifan lokal yang ada agar dapat menciptakan iklim desa wirawisata.

Gunung Kemukus dan Stigma Negatif dengan UMKM

Stigma negatif ini diharapkan dapat menghilang dengan bantuan pemerintah untuk memberdayakan masyarakat setempat yang biasanya menjadi Pekerja Seks Komersial, menjadi pedagang UMKM karena potensi religi yang cukup terkenal, masyarakat dapat mendirikan UMKM untuk menjual peralatan nyekar atau sekedar makanan/minuman.

Puncak Pengunjung Gunung Kemukus di Jawa Tengah

Puncak pengunjung yang terjadi setiap malam Jum'at Pon, tentu banyak orang akan datang untuk berziarah dan menggelar doa bersama. Inti ziarah di Makam Pangeran Samudro adalah "Sing sopo duwe panjongko marang samubarang kang dikarepke bisane kelakon iku kudu sarono pawitan temen, mantep, ati kang suci, ojo slewang-sleweng, kudu mindeng marang kang katuju, cedhakno dhemene kaya dene yen arep nekani marang panggonane dhemenane".

Menjadikan Gunung Kemukus Sebagai Wisata Cultural Tourism

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa inti ziarah di Makam Pangeran Samudro di Gunung Kemukus adalah sebagai wisata cultural tourism. Stigma negatif tentang Gunung Kemukus harus segera dihilangkan dan dikembalikan seperti sejatinya, bahwa Gunung Kemukus sebagai tempat sakral dan berpotensi sebagai wisata religi agar dapat mendatangkan cultural tourism dari wisatawan dalam negeri maupun wisatawan mancanegara.

Demikinalah tulisan dengan artikel asli “Mengenal Gunung Kemukus Sragen Sebagai Potensi Cultural Tourism Kelas Dunia” yang ditulis oleh Antonius Ian BS, yang sekarang menjadi Mahasiswa di Universitas Negeri Yogyakarta. Trimakasih, jangan lupa baca juga tulisan lainnya;