Wisata Pendidikan di Desa Pejagatan [Kebumen] dengan Membuat Gerabah

Desa Pejagatan, Kecamatan Kutowinangun, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah


FaktaDerah.Com- Pejagatan, sebuah desa terpencil yang terletak di kecamatan Kutowinangun Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah yang pada saat ini menjadi sentra kerajinan gerabah. Kerajinan yang merupakan peninggalan nenek moyang ini menjadi salah satu mata pencaharian masyarakat sekitar desa pejagatan terutama dukuh kedungsumur.
Baca Juga: Kabupaten Kebumen [Jawa Tengah] dan 5 Fakta Unik Yang Harus Kamu Baca!

Masyarakat Desa Pejagatan Membuat Gerabah


Masyarakat menggantungkan hidupnya dengan menjadi pengrajin gerabah sebagai alternatif mata pencaharian selain petani. Bermodalkan teknik turun temurun  dari orang tua zaman dulu, pengrajin gerabah dengan lincahnya mengolah tanah liat yang telah diolah terlebih dahulu menjadi berbagai macam alat rumah tangga yang higienis seperti: wajan, tungku, gentong air, cobek, kendi, pot bunga dan lain-lain.
 

Proses Membuat Gerabah di Desa Pejagatan, Kabupaten Kebumen


Sebuah kerajinan pasti mempunyai nilai estetika yang tinggi. Gerabah sendiri dalam proses pembuatannya kaya akan syarat yang harus di tempuh agar mendapatkan sebuah gerabah yang apik, tidak mudah pecah dan tahan lama. Seorang pengrajin gerabah membutuhan sedikitnya 2 (dua) macam tanah liat untuk membuat adonan gerabah.
 
Tanah yang dibutuhkan dalam bahan baku dasar gerabah ini adalah tanah lempung yang di peroleh dengan menggali tanah persawahan atau tanah yang mempunyai tekstur kenyal dan elastis. Biasanya seorang pengrajin gerabah mencari sendiri tanah lempung tersebut di petak-petak sawah yang memang di khususkan untuk diambil tanah lempungnya. Selain tanah lempung, bahan baku tanah yang dibutuhkan lagi adalah pasir yang diperoleh dari pasir kali (sungai).
 
Proses pembuatan adonan gerabah cukup unik, karena tidak hanya mencampurkan tanah liat dan pasir menjadi satu. Namun, perlu ada ramuan khusus yang di pakai oleh para pengrajin agar adonan yang dihasilkan mencapai standar yang mereka buat sendiri.
 
Selain itu tempat yang digunakan untuk membuat gerabah juga terbilang unik, karena terbuat dari bambu yang dianyam menjadi sebuah dabag atau seperti karpet yang digunakan sebagai alas dalam pembuatan adonan gerabah. proses pembuatan adonan gerabah yaitu mencampurkan tanah lempung, pasir dan air di atas dabag.

Pencampuran tanah lempung, pasir dan air dilakukan dengan menggunakan kaki tidak dengan tangan, pencampuran adonan dilakukan kurang lebih 15 menit, setelah itu adonan setengah jadi itu di campur dengan air lepung yang merupakan ramuan yang menjadikan tekstur adonan menjadi lebih elastis, pencampuran masih tetap dilakukan dengan kaki sampai 15 menit.
 
Hal unik yang mencari ciri khas dari proses pembuatan  adonan gerabah ini adalah ketika proses mengaduk tanah tadi agar tercampur rata, yaitu dengan menggulung salah satu ujung dabag dengan tangan, maka otomatis adonan akan menjadi seperti gulungan roti yang kemudian di aduk dengan kaki lagi, proses itu terus berulang sampai pengrajin memperoleh tekstur yang mereka inginkan.
 
Tahap kedua setelah adonan siap, maka pengrajin gerabah siap mengolah adonan menjadi berbagai bentuk gerabah yang mereka inginkan atau sesuai dengan pesanan, proses ini cukup rumit karena memerlukan keahlian khusus dan perlu belajar agar dapat memperoleh gerabah yang cantik. Alat yang digunakan untuk membuat gerabah cukup mengandalkan keuletan tangan dan sebuah alat seperti lempengan kayu yang berputar.

Setelah proses pembuatan selesai gerabah-gerabah itu kemudian dijemur di bawah terik matahari sampai kering, setelah itu terdapat proses pengikisan kulit luar gerabah dengan cara mengelupas kulitnya dengan bantuan bambu yang dibuat lingkaran. Setelah itu gerabah di jemur lagi sampai benar-benar kering.

Gerabah yang telah kering kemudian dikasih warna atau istilahnya adalah di puru dengan menggunakan batu yang berwarna orange yang di campur dengan air kemudian di oleskan ke seluruh badan gerabah, kemudian di jemur. Setelah kering gerabah yang telah di puru tadi di buat motif sesuai selera agar berkesan lebih indah di masyarakat kami langkah ini kami sebut dengan gerus. Masyarakat telah terbiasa gotong royong dalam melakukan tahap ini, mereka dengan suka rrela membantu agar pekerjaa cepat selesai.

Tidak hanya sampai itu saja karna proses pembakaran gerabah juga memerlukan penjemuran gerabah lagi. Jadi gerabah yang telah di ukir atau di gambar tadi di jemur lagi di bawah dinar matahari sampai kering, setelah kering baru proses pembakaran dimulai, dalam artian desa kami proses pembakaran disebut dengan obong.
 

Wisata Pendidikan dengan Membuat Gerabah


Desa pejagatan sangat bisa menjadi alternatif edukasi atau tempat wisata pendidikan untuk anak-anak dalam mempraktekan langsung kerajinan yang mulai langka ini. Disini anak-anak dapat berinterksi dengan alam, dan dapat merangsang kreatifitas anak bangsa sehingga warisan leluhur gerabah dapat lestari tidak kalah saing dengan model kramik yang sekarang sudah sangat merajalela. Namun, gerabah tetap punya hati bagi para pemilik usaha makanan, seperti restoran untuk menciptakan sesuatu yang khas dalam penyajiannya.
 
Demikinalah tulisan mengenai Wisata Edukasi Gerabah yang ditulis oleh nurul hikmah semoga dapat bermanfaat bagi setiap pembaca. Akhir kaya Ayo dolan meng jagatan 😊 dan tambah wawasan kalian. Trimakasih, baca juga tulisan lainnya;
  1. 9 Tempat Wisata di Kebumen [Jawa Tengah] yang Harus Kamu Kunjungi!
  2. Kabupaten Madiun dan Fakta Pencak Silat Yang Harus Kamu Baca!
  3. Tempat Wisata di Kediri, Jawa Timur Terlengkap
  4. Air Terjun Curup Maung [Lahat-Sumatra Selatan] dan Keindahannya

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Wisata Pendidikan di Desa Pejagatan [Kebumen] dengan Membuat Gerabah"

Posting Komentar