Desa Cipakem [Kuningan-Jawa Barat] dan Fakta Kenangan yang Tak Terlupakan!
Alamat Desa,
alamat kabupaten,
Desa,
fakta desa,
fakta unik,
info kabupaten,
jawa,
jawa barat,
Kabupaten,
kecamatan,
makanan,
pendidikan,
perjalanan
Edit
Desa Cipakem, Kecamatan Meleber, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat
FaktaDaerah.Com- Mungkin tidak banyak yang mengetahui keberadaan desa ini. Desa Cipakem, Kecamatan Meleber yang berada di salah satu sisi Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Area Desa Cipakem terhitung luas dengan penduduk yang terbagi pada dusunnya masing-masing. Ada beberapa dusun yang terpencar cukup jauh dari pusat desa, salah satunya adalah Dusun Pakulahan. Dan setiap langkah di Dusun Pakulahan selalu memiliki kenangan tersendiri bagi kami, bagi saya.
Baca Juga: Kecamatan Jatinangor [Sumedang-Jawa Barat] dan 6 Fakta dan Potensi yang Harus Kamu Ketahui!
Dusun Pakulahan di Desa Cipakem
Adalah angin, keistimewaan yang dirasakan ketika menjejak tanah Pakulahan. Dataran Pakulahan yang lebih tinggi dibanding area sekitarnya membuat hembusan angin yang dirasakan oleh pendatang sedemikian kuat.
Dusun Pakulahan masih menampakkan lahan hijau yang cukup luas sehingga memberikan kesejukan tersendiri. Namun matahari yang terik pun tak lupa menyisip. Di dataran tinggi, selain angin yang terdengar seakan berbicara, terik matahari terkadang lebih terasa. Bedanya dengan daerah lain, matahari akan muncul pada pukul 9 pagi hingga 3 sore saja, itupun jika cuaca sedang cerah. Dengan keadaan semacam itu, mudah bagi warga untuk mengeringkan cucian maupun bahan makanan sejenis opak, ranginang, maupun pareredan. Hah, pareredan?
Makanan Khas Desa Cipakem
Ya, pareredan. Pareredan merupakan makanan khas Desa Cipakem yang membutuhkan skill khusus untuk membuatnya. Makanan sejenis kerupuk ini berbentuk seperti bunga teratai yang mengembang.
Terkadang diberi warna yang beragam untuk mempercantiknya.
Terkadang diberi warna yang beragam untuk mempercantiknya.
Dari adonan tepung beras, dengan keajaiban tangan dan jempol ibu-ibu Desa Cipakem pada umumnya dan Dusun Pakulahan khususnya, pareredan akan dihasilkan dalam jumlah banyak dalam waktu satu jam. Untuk pemula seperti saya? Dua jam menghasilkan satu bunga pareredan dengan bentuk yang belum cantik pun sudah syukur. Istimewa, bukan?
Perjalanan Menuju Dusun Pakulahan di Desa Cipakem
Dusun Pakulahan tergolong dusun yang membutuhkan perjuangan lebih untuk mencapainya, dari pusat desa. Waktu tempuh dengan motor mencapai satu setengah jam jika lihai berkendara. Keadaan infrastruktur sarana akses dusun ini tergolong perlu dibenahi. Aspal hanya sekian persen melapisi jalan, selebihnya jalanan berbatu seperti trek off-road. Di malam hari jalanan cukup gelap karena minimnya penerangan. Hanya saja, keadaan semacam itu tidak menjadi penghalang bagi anak-anak Dusun Pakulahan untuk menuntut ilmu.
Anak-anak Dusun Pakulahan merupakan anak-anak yang memiliki semangat juang tinggi. Untuk mencapai sekolah, mereka berangkat pukul 6 pagi ke dusun lain dan kelas akan dimulai pada pukul 8. Jarak yang harus mereka tempuh amat jauh dengan trek tanjakan-turunan. Lelah (sekali) saya rasakan ketika mengiringi mereka. Namun mereka tetap bahagia bercengkrama di perjalanan sembari terkadang berhenti untuk beristirahat.
Masih banyak sekali kisah desiran angin Pakulahan yang belum terurai di sini. Walaupun begitu, fakta bahwa Dusun Pakulahan, Desa Cipakem merupakan daerah yang istimewa akan selalu benar adanya. Setiap sudutnya memiliki hikmah, setiap senti jalannya menginspirasi kami, mahasiswa KKN Tematik ITB yang diberi nikmat ‘menetap barang sesaat’ di sana.
Demikianlah tulisan mengenai Menuai Kenangan di Desa Cipakem yang ditulis oleh Shaffa Atstsauri Qur’any , saat ini masih menjadi Mahasiswi Institut Teknologi Bandung (ITB). Semga bermanfaat, jangan lupa baca juga tulisan lainnya;
Masih banyak sekali kisah desiran angin Pakulahan yang belum terurai di sini. Walaupun begitu, fakta bahwa Dusun Pakulahan, Desa Cipakem merupakan daerah yang istimewa akan selalu benar adanya. Setiap sudutnya memiliki hikmah, setiap senti jalannya menginspirasi kami, mahasiswa KKN Tematik ITB yang diberi nikmat ‘menetap barang sesaat’ di sana.
Demikianlah tulisan mengenai Menuai Kenangan di Desa Cipakem yang ditulis oleh Shaffa Atstsauri Qur’any , saat ini masih menjadi Mahasiswi Institut Teknologi Bandung (ITB). Semga bermanfaat, jangan lupa baca juga tulisan lainnya;
Wah desa Cipakem yg dirindukan❤
BalasHapusIngin kembali lagi kesana karena baca ini!
BalasHapusIngin kembali lagi kesana karena baca ini!
BalasHapusWaahh keren yaa desa cipakem
BalasHapusMantaaap,jadi pengen ke sana!
BalasHapusMantap
BalasHapusMantap umi, diperbaiki lagi katakatanya umi hehehe
BalasHapusMau tanya, apa sampe saat ini desa tsb. Masih belum ada listrik?
BalasHapus