DAERAH Operasi Militer Aceh & Papua Lengkap

Daerah Operasi Militer (DOM)


DOM (Daerah Operasi Militer) secara bahasa berarti daerah-daerah yang menjadi fokus kegiatan yang dilakukan oleh TNI (Tentara Negara Indonesia) dalam upaya mempertahankan dan memberi keamanan pada masyakat secara keseluruhan. Dalam struktur Angkatan Darat DOM menjadi bagian daripada Angkatan Bersenjata yang bertugas menjaga kesatuan dan persatuan Indonesia.

Wilayah-wilayah yang menjadi proyeki utama Daerah Operasi Militer adalah wilayah memunculkan gejolok politik untuk memisahkan diri dari NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Di Indonesia sendiri ada berberapa wilayah yang memiliki sejarah untuk memisakan diri dari Indonesia, bahkan sampai tahun 1945 salah satu wilayah akhirnya keluar dari NKRI wilayah tersebut adalah Timor-Timur yang berada disekitaran Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Daerah Operasi Militer


Daerah yang pernah mengalami Operasi Militer diantarnya adalah sebagai berikut:

Daerah Operasi Militer Aceh


Daerah Operasi Militer Aceh terjadi antara tahun 1990 sampai pada tanggal 22 Agustus 1998. Oprasi Militer di Aceh ini juga seringakali dikenal dengan “Operasi Jaring Merah” yang tujuannya adalah melawan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang pertama kali didirikan oleh Teungku Hasan Muhammad di Tiro, anak dari  salah satu Pahlawan Nasional Indonesia yang berperang melawan Belanda, yakni Tengku Chik Muhammad Saman di Tiro.

GAM sendiri adalah salah satu Gerakan yang memiliki keinginan untuk memisahkan diri dari Indonesia. Hiangga akhirnya selama 8 tahun lamanya gerakan ini berakhir, dan baru mengalami perdamaian dengan Pemerintah Indonesia pada tahun 2005, tepatnya setelah Aceh mengelami Bencana Sunami dengan nama perjanjiannya adalah Perjanjian Helsinki.

Di Aceh, operasi militer yang diberlakukan sejak 1989 hingga 1998 telah menimbulkan teror dan trauma besar di kalangan masyarakat. Selama pemberlakuan operasi militer itu, segala bentuk pelanggaran HAM berat dialami oleh masyarakat Aceh, khususnya menimpa mereka yang diang-gap menjadi penganggu keamanan, dan lebih khusus terhadap mereka dianggap terlibat dalam Gerakan Aceh Merdeka (GAM).

Dengan alasan untuk menjaga keamanan masyarakat dari gangguan Gerakan Pengacau Keamanan (GPK) dan menjamin berlangsungnya operasi perusahaan-perusahaan besar di Aceh, Gubernur Aceh ketika itu, Ibrahim Hasan, pada 1989 secara eksplisit meminta pemerintah pusat menambah jumlah personil ABRI di Aceh. Permintaan ini menandakan mulai ditetapkannya Aceh sebagai Daerah Operasi Militer  (DOM). Dari 1989 hingga 1990, sekitar 6.000 pasukan ditem-patkan di Aceh, dan sejak periode Juli 1990 ditambah lagi sehingga jumlah totalnya mencapai 12.000 pasukan, termasuk dua batalyon Kopasus (Komando Pasukan Khusus).

Secara keseluruhan, pasukan yang bertugas di Aceh berasal dari Jakarta (Kopasus), Kujang Bandung, Kodam VII Brawijaya, Arhanud Medan, Linud Medan, dan Brimob. DOM berpusat terutama di daerah Aceh Utara, Aceh Timur, dan Pidie. Inilah tiga daerah kabupaten tempat ber-operasinya perusahaan-perusahaan besar dan kaya seperti PIM (Pupuk lskandar Muda), PT AAF, PT Kertas Kraft Aceh, dan Mobil Oil. Di tiga daerah itu pula terletak basis-basis di Hutan Serauke sebanyak 30-5o mayat; di SP IV dan SP V PTP V 100-200 mayat; di Jembatan Kuning (Sungai Tamiang) 100-200 mayat; di Hutan Krueng Campli 20-30 mayat; di Jalan MOI diperikakan 20-50 mayat; di sepanjang jalan Banda Aceh-Medan 20-3o mayat; dan di sebuah jurang di Jalan Tangse Beurenun sebanyak 50-15o mayat.

DOM di Aceh juga menyebabkan jumlah janda meningkat. Komisi Nasional HAM (Komnas HAM) pada 1998 mem-perkirakan jumlah janda sebanyak 3.000 orang. Ini belum termasuk tindak kekerasan militer terhadap perempuan. Investigasi LBH Banda Aceh menemukan data-data valid mengenai 21 kasus kekerasan terhadap perempuan selama 1991-1998. 

Fakta dan Dampak Daerah Operasi Militer Aceh


Wilayah yang menjadi sejarah dari Daerah Operasi Militer Aceh ini menimbulkan beberapa fakta dan juga dampaknya, diantaranya adalah sebagai berikut;
  1. Daerah Operasi Militer Aceh berlangsung selama 4 Kepemimpinan Indonesia, yakni dari Soharto (Orde Baru), BJ. Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati, dan dilakukan perdamaian pada Pemerintahan SBY (Susilo Bambang Yudhoyono).
  2. Meskipun terjadi perdamaian pada masa pemerintahan SBY untuk Daerah Operasi Militer Aceh ini pada dasarnya berkhir pada masa kepemimpinan BJ. Habibie yang saat ini bebarengan dengan tubangnya atau jatuhnya Orde Baru.
  3. Pemerintahan Presiden Megawati pernah mengirimkan Operasi Militer di Aceh besar-besaran dengan lebih dari 30.000 serdadu dan 12.000 polisi pada Tahun 19 Mei 2003.
  4. GAM membentuk gerakan sparatis dan ingin memisahkan dari dari Indonesia sejak tahun 1976. Kegigihan GAM tersebut tentusaja menjadikan TNI melakukan perlawanan dengan keras, akan tetapi dalam sejumlah data yang disayangkan GAM banyak melakukan pembelian senjata kepada TNI. Hal ini terbukti pada Tahun 2000 Polda Metro Jaya melakukan penggerebekan dengan menangkap barang bukti Senjata TNI yang dibeli oleh GAM dengan nilai 3 Miliar.
  5. Fakta mengenai Operasi Militer Aceh yang tidak bisa terlewatkan adalah adanya kekerasan yang dilakukan oleh dua belaha pihak (Saling Klaim) antara TNI dan GAM. Kekerasan yang dilakukan menurut data yang beredar abila ada Desa yang dinggap sebagai daerah persembunyaian  GAM atau keluarga yang melindungin GAM maka Anggota Keluarga tersebut akan diculik dan disiksa, al-hasil akibat Operasi Militer Aceh ini menewaskan lebih dari 9.000 sampai 12.000 orang meninggal dunia, dan sebagian besar adalah warga sipil.
  6. Kekerasan dan Sikap Kesewenangan TNI terhadap GAM pada dasarnya ialah untuk melindungki kesatuan dan keuntuhan wilayah NKRI. Beberapa tempat yang memiliki sejarah mengenai DOM di Aceh ini antara lain adalah “Rumoh Geudong di Pidie, Kuburan Massal di Bener Meriah, Bumi Flora, Simpang KKA di Kabupaten Aceh Utara”.

Daerah Operasi Militer Papua


DOM di Papua pada dasarnya terjadi lebih dahulu, meskipun demikian gerakan memisahkan diri dari Indonesia, untuk di Pulau Papua sampai saat ini masih terlihat. Gerakan yang ingin memisahkan diri dari Indonesia untuk saat ini adalah OPM (Organisasi Papua Merdeka).

Daerah Operasi Militer Papua dimulai pada Tahun 1961 dengan masuknya TNI melalui infiltrasi yang berjuang keras mengenalkan NKRI kepada seluruh masyarakat di Papua. Hingga pada tahun 1998 Papua dicabut Status sebagai daerah DOM oleh Jenderal Wiranto.

Fakta dan Dampak Daerah Operasi Militer Papua


Beberapa fakta dan dampak dari Daerah Operasi Militer Papua, antara lain adalah sebagai berikut;
  1. Sampai saat ini pada dasarnya OPM masih belum habis dan masih melakukan perjuangan keras untuk memisahkan diri dari Indonesia.
  2. Pendirian Organisasi Papua Merdeka (OPM)  awal mulayanya terjadi karena adalah reaksi masyarakat Papua atas sikap para pejabat asal Indonesia Tahun 1963 yang dinggap mengecewakan.
  3. Perlawanan OPM dilakukan engan memakai senjata pertama kali pada tanggal 26 Juli 1965 di Kebar, Manokwari dengan Pimpinan Johannes Djambuani yang kekuatan besarnya sekitar 400.

Dari penjelasan mengenai Daerah Operasi Militer Aceh dan Papua diatas pada dasarnya dapat disimpulkan bahwa, wilayah yang ditetepakan sebagai Daerah Operasi Militer adalah wilayah yang dianggap memiliki potensi untuk memisahkan diri dari NKRI sehingga TNI sebagai benteng pertahanan NKRI menjaga dan bertugas merawatanya.

Apapun yang terjadi pada Daerah Operasi Militer (DOM) adalah peristiwa yang tidak diinginkan dan pasti akan akan memberikan kerugian baik untuk masyarakat atau pemerintah, terutama sebagai warga negara kesatuan dan persatuan haruslah terus dijaga.

Subscribe to receive free email updates:

4 Responses to "DAERAH Operasi Militer Aceh & Papua Lengkap"

  1. Semoga Indonesia senantiasa bisa terus tergaja, sehingga Operasi Militer tidak perlu lagi ada. Trimakasih, artikelnya bagus kak. Lumatan buat bahan makalah :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kak, sama-sama. Semoga Sukses ya tugas makalahnya :)

      Hapus
  2. Trimakasih min, sangat membantu untuk tugas saya kedepan. Terutama tugas makalah :) Thaks

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kak, sama-sama ya kaka. Sukses selalu untuk kita semua :)

      Hapus