Kabupaten Sumedang [Jawa Barat] dan 7 FAKTA Yang Harus Kamu Baca!

Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat, Indonesia


FaktaDaerah.Com- Setiap daerah yang ada di Indonesia ini tentusaja memiliki fakta-fakta menarik yang dapat menjadi ciri khas dan daya tarik daerah tersebut. Begitu pun dengan Kabupaten Sumedang. Mendengar nama daerah satu ini, hal pertama yang mungkin terlintas di pikiran banyak orang adalah Tahu Sumedang. Akan tetapi di luar hal tersebut ada beberapa fakta unik sekaligus menarik yang perlu diketaui dari Kabupaten Sumedang ini.
Baca Juga:Kecamatan Jatinangor [Sumedang-Jawa Barat] dan 6 Fakta dan Potensi yang Harus Kamu Ketahui!

Fakta-Fakta Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat


Berikut adalah sejumlah fakta mengenai Kabupaten Sumedang, Jawa Barat;
 

Kabupaten Sumedang Dijuluki Kota Tahu


Sumedang memang pada dasarnya dijuluki dengan Kota Tahu, hal tersebut karena sampai saat ini tahu-tahu yang ada di Kabupaten Sumedang Jawa Barat selalu ada di setiap wilayah, seperti di Lampung, Sumatra Selatan, dan daerah lainnya di Indonesia.
 

Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Kabupaten Sumedang


Kabupaten Sumedang merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan ibu kota provinsi, Bandung. Kabupaten Sumedang terdiri atas 26 kecamatan, 7 kelurahan, dan 276 desa.

Pusat pemerintahan Kabupaten Sumedang terletak di Sumedang Selatan. Luas wilayah Kabupaten Sumedang adalah 153.124 ha yang sebagian besar wilayahnya adalah pegunungan kecuali di sebagian kecil wilayah utara berupa dataran rendah. Jumlah penduduk sebanyak 1.15 juta jiwa dengan jumlah penduduk terbanyak berada di Kecamatan Jatinangor.
 

Tahu Bungkeng Sang Legenda Tahu Sumedang

Tahu Sumedang merupakansalah satu ikon kuliner dan oleh-oleh khas Sumedang, Jawa Barat. Rasa yang lezat dan renyah membuat Tahu Sumedang diminati banyak masyarakat.Tahu Sumedang enak disantap dengan lontong kecil dan sambal cocol dari campuran cabai rawit, tauco, dan tomat.
 
Perintis berkembangnya usaha makanan berupa Tahu Sumedang adalah Tahu Bungkeng yang telah berdiri sejak tahun 1917. Bermula dari kreativitas seorang imigran asal Tiongkok bernama Ong Kino bersama dengan istrinya yang kemudian produksi tahu tersebut dilanjutkan oleh anaknya yang bernama Ong Bung Keng.

Tahu Sumedang kini sangat mudah didapat mulai dari rumah makan, warung tahu pinggir jalan, hingga pedagang asongan. Jika kita membeli dalam jumlah banyak umumnya tahu akan di tempatkan dalam keranjang bambu khas yang dinamakan bongsang.
 

Komoditas Unggulan Ubi Cilembu, Salak Slebong, dan Sawo Citali adalah Kabupaten Sumedang


Untuk hasil pertanian atau perkebunannya dalam fakta yang kedua ini langsung menyebutkan tiga, yakni sebagai berikut;

Ubi Cilembu

Ubi Cilembu jenis komuditas pertanian asli dari Desa Cilembu, Kabupaten Sumedang. Ubi Cilembu ini pada umumnya sangatlah memiliki perbedaan yang jelas dibandingkan dengan ubi yang ada di daerah lain.

Alasan hal tersebut diungkapkan karena jikalau di oven Ubi Cilembu ini akan mengeluarkan cairan lengket yang tenyata manis seperti madu. Oleh sebab itulah mungkin salah satu alasan ini Ubi Cilembu ada yang menyebut sebagai ubi madu.
Salak Bongkok

Salak adalah salah satu buah sng elalu memiliki kulit meyerupai sisik ular (snake fruit). Jenis salak yang sudah terkenal di Indonesia adalah salak pondoh, namun Kabupaten Sumedang pun memiliki jenis salak yang menjadi unggulan yaitu Salak Bongkok.

Sesuai dengan namanya, salak ini berasal dari Desa Bongkok, Kecamatan Paseh, Kabupaten Sumedang. Salak Bongkok memiliki rasa yang unik karena dalam satu tandan buah salak dapat berbeda-beda rasanya, ada yang manis, asam, kecut, bahkan pahit.

Pedagang Salak Bongkok bisa ditemui di sekitar jalan raya Paseh Sumedang atau di sepanjang jalan Kecamatan Conggeang menuju Kecamatan Buah Dua. Kini telah ada inovasi baru salak slebong, yaitu persilangan antara salak pondoh betina dari Sleman dengan salak jantan dari Desa Bongkok. Salak slebong memiliki keunggulan rasa yang manis seperti salak pondoh dan ukuran yang relatif lebih besar seperti Salak Bongkok.
 
Sawo Citali

Sawo Citali merupakan komoditas unggulan dari Desa Sukatali, Kecamatan Situraja, Kabupaten Sumedang. Memiliki rasa manis yang khas, tekstur buah yang lembut, serta bentuk dan warna yang berbeda dengan jenis sawo pada umumnya.

Keunggulan Sawo Citali adalah rasa manis dan tidak cepat busuk. Jika ditekan terasa tidak lembek, sehingga konsumen sering menyangka sawo masih mentah.
 

Kuda Renggong, Atraksi Kuda Khas Sumedang

Kuda Renggong merupakan salah satu kesenian tradisional khas Sumedang yang memperlihatkan keahlian kuda dalam menari mengikuti alunan musik. Kesenian ini berasal dari Desa Cikurubuk, Kecamatan Buah Dua, Kabupaten Sumedang.

Kata renggong merupakan metatesis dari kata ronggeng yang artinya berprofesi sebagai penari. Istilah ronggeng diubah menjadi renggong untuk membedakan maksud dan tidak disamakan dengan manusia.

Pertunjukkan Kuda Renggong biasa dilaksanakan ketika ada syukuran khitanan atau dalam bahasa sunda dikenal dengan istilah dikariakeun. Kuda akan menari sambil diarak mengelilingi kampung dengan penganten sunat yang duduk di atas kuda diiringi musik dari rombongan grup keseniannya. Jumlah kuda bervariasi mulai dari 2, 4, sampai 8 ekor atau lebih,tergantung dari permintaan dan kemampuan yang punya hajat

Pertunjukkan akan semakin meriah dengan adanya atraksi silat yang disebut Kuda Silat. Atraksi kuda silat ini adalah atraksi yang paling ditunggu-tunggu masyarakat dalam pertunjukkan tersebut. Ada kuda-kuda yang dilatih jurus-jurus silat layaknya untuk berkelahi seperti berdiri, menyerang dengan kaki depannya, sampai mencekik dan mengunci lawan tandingnya.

Lawan tanding silat sang kuda yaitu pawangnya sendiri, sehingga kuda sudah mengerti bahwa jurus silat dalam atraksi tersebut hanya untuk pertunjukkan bukan untuk melukai. Atraksi silat yang ditampilkan meliputi: penghormatan (sungkem), silat (padungdung), dan pingsan (kapaehan). Kuda Renggong pun terus berkembang, tidak hanya sebagai perayaan khitanan tetapi telah menjadi atraksi tahunan dari kepariwisataan Sumedang yang selalu digelar setiap tanggal 29 September.
 

Cadas Pangeran Jalan Bersejarah yang Terkenal Angker

Jalan Cadas Pangeran merupakan nama kawasan yang terletak di sekitar 6 km dari pusat kota Sumedang. Jalan tersebut dibangun berdasarkan ide Gubernur Jenderal Herman William Daendels pada masa penjajahan Belanda.

Pembuatan jalan yang menghubungkan antara Kabupaten Cirebon (Baca: Fakta Unik Kabupaten Cirebon) dan Bandung tersebut, menggambarkan kekejaman yang terjadi pada masa penjajahan di Indonesia. Jalan tersebut dinamakan Cadas Pangeran untuk mengenang keberanian Pangeran Kornel yang gugur dalam memperjuangkan kepentingan rakyat Sumedang. Selain itu, terdapat pula patung Pangeran Kornel dan Gubernur Jenderal Herman William Daendels sebagai ciri khas jalanan tersebut. 
 
Kawasan Cadas Pangeran berada di pinggir tebing dengan jurang yang dalam. Tekstur tanah berupa cadas pada bagian kanan dan bagian kiri jurang tajam membuat ribuan pekerja meninggal dunia. Akibat peristiwa-peristiwa tersebut, jalanan Cadas Pangeran menjadi angker dan menyeramkan terutama pada malam hari. Terdapat tanjakan si Budi dan pancuran orok yang terkenal sebagai tempat terangker di Cadas Pangeran. Pengendara harus ekstra hati-hati saat melintas di kawasan jalan Cadas Pangeran.
 
Itulah beberapa Fakta-Fakta Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat. Semoga dapat menambah wawasan kamu mengenai salah satu wilayah di Indonesia dan memperkenalkan Kabupaten Sumedang ke masyarakat secara luas. Untuk penulis dalam artikel ini adalah Suci Wulandari. Trimakasih, jangan lupa baca juga tulisan lainnya;
  1. Desa Cipakem [Kuningan-Jawa Barat] dan Fakta Kenangan yang Tak Terlupakan!
  2. 13+ Wisata di Garut [Jawa Barat] Yang Harus Kamu Dikunjungi!
  3. 5 Fakta Kota Bekasi [Jawa Barat] yang Harus Kamu Baca!
  4. Kabupaten Garut [Jawa Barat] dan Fakta yang Harus Kamu Baca!

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kabupaten Sumedang [Jawa Barat] dan 7 FAKTA Yang Harus Kamu Baca!"

Posting Komentar