4+ Macam Perlawanan Rakyat Aceh pada Masa Perjuangan - Fakta dan Info Daerah Indonesia

4+ Macam Perlawanan Rakyat Aceh pada Masa Perjuangan


Aceh, wilayah paling ujung barat negara Indonesia tersebut menyimpan pesona yang melimpah. Daerah ini memiliki julukan Serambi Mekah. Selain itu, daerah ini memiliki otonomi khusus karena diberi status sebagai daerah istimewa. Nanggroe Aceh Darrussalam adalah sebutan daerah istimewa yang diberikan untuk Provinsi dengan ibukota Banda Aceh ini. Letak provinsi Aceh berada di Pulau Sumatera.

Provinsi Aceh


Provinsi Aceh pada faktanya dihuni oleh penduduk berjumlah ±4.500.000 jiwa menurut sensus tahun 2017. Batas Provinsi Aceh di sebelah utara adalah Teluk Benggala, arah timur berbatasan dengan Selat Malaka, selatan berbatasan dengan Sumatera Utara, dan batas sebelah barat adalah Lautan Samudera Hindia. Provinsi Aceh memiliki luasnya ±58.000 km². Lagu daerah di Aceh paling terkenal adalah Bungo Jeumpa.

Mayoritas penduduk Aceh beragama islam, hal ini dikarenakan Aceh dipercaya menjadi asal-muasal penyebaran agama islam di negara Indonesia. Kesultanan Aceh memegang peranan terkuat dalam pemerintahan daerah.

Bahkan, penolakan terhadap bangsa asing selalu terjadi di setiap daerah. Kondisi ini mengakibatkan terjadi perlawanan rakyat Aceh pada masa penjajahan Belanda. Mau tau kelanjutan perlawanan rakyat Aceh? Simak penjelasan berikut ini.

Perlawanan Rakyat Aceh


Perlawanan rakyat adalah kondisi dimana masyarakat menginginkan kebebasan dari sikap penjajah yang memperlakukan mereka semena-mena.

Perlawanan yang dilakukan oleh rakyat tentunya mendapatkan dukungan dari pemerintahan setempat. Dahulu kala, Indonesia dipenuhi oleh kerajaan dimana-mana. Pada masa itu, kerajaan di Aceh berbentuk kesultanan dengan dasar ajaran islam. 

Macam-Macam Perlawanan Rakyat Aceh pada Masa Perjuangan


Dalam urusan niaga, letak Aceh sangatlah strategis. Bangsa Arab dan China yang hendak melakukan perdagangan ke wilayah Indonesia tentunya melewati Aceh. Tak khayal bangsa barat (penjajah) menggunakan Aceh sebagai pintu masuk ke wilayah Indonesia.

Karena hasil bumi daerah Aceh sangat menggiurkan, maka bangsa Belanda setelah menguasai Tapanuli berkeinginan merebut Aceh menjadi bawahan mereka.

Hal ini tentunya ditolak oleh pihak Kesultanan dan masyarakat setempat. Daerah Provinsi Aceh yang pertama jatuh ke tangan Belanda adalah Langkat, Asahan, Deli, dan Serdang. Dengan kejadian ini maka perlawanan rakyat Aceh pun dimulai.

Masyarakat memulai strategi penyerangan untuk meruntuhkan pertahanan Belanda. Pertempuran akhirnya terjadi, berikut urutan perlawanan rakyat melawan Belanda pada masa perjuangan di Aceh.
Pertempuran Aceh (Pertengahan tahun 1873)

Pada pertengahan tahun 1873, Belanda mendahului menyerang Aceh. Penyerangan Belanda tersebut dipimpin oleh Mayjen Kohler. Pertempuran sengit terjadi di kota Lhokseumauwe. Arena pertempuran kala itu berada di dataran tinggi.

Hal ini mendukung rakyat Aceh untuk melakukan penyerangan dengan metode supit urang. Penyerangan supit urang ini digunakan pertama kali pada perang diponegoro tahun 1825 sampai dengan 1830.

Metode penyerangan supit urang caranya dengan memanfaatkan dataran tinggi. Rakyat membagi kelompok menjadi 2 bagian. Lalu menyerang Belanda dari sisi kanan dan kiri sehingga Belanda merasa terpojokkan.

Penyerangan menggunakan metode supit urang akhirnya berhasil menuai kemenangan. Belanda berhasil dipukul mundur dengan tewasnya Mayjen Kohler yang menjadi pemimpin mereka.

Pembalasan Belanda (Akhir tahun 1873)

Tewasnya Mayjen Kohler membuat pihak Belanda merasakan kemurkaan yang amat dalam. Akhirnya, Belanda menyusun strategi agar bisa membuat kesultanan Aceh jatuh ke tangan mereka. Mayjen Van Sweeten pada akhir tahun 1873 mengerahkan pasukannya sejumlah 8.000 tentara untuk menumbangkan Kesultanan Aceh. Serangan tersebut terus-menerus dilakukan oleh pihak Belanda secara bertubi-tubi.

Kesultanan Aceh merasa terpojokkan oleh serangan tersebut. Metode penyerangan rakyat Aceh menggunakan cara supit urang sudah diketahui oleh Belanda. Ibarat kata, hanya orang bodoh yang dapat jatuh ke lubang yang sama.

Mayjen Van Sweeten mempelajari cara-cara ampuh yang dapat digunakan untuk melemahkan metode supit urang. Cara Belanda memecahkan strategi supit urang rakyat aceh dengan cara membagi kelompok para tentara.

Pada saat pertempuran yang dipimpin oleh Mayjen Kohler, tentara Belanda menyerang secara bersatu. Sehingga saat rakyat Aceh melakukan serangan dengan supit urang mereka kebingungan. Sedangkan Mayjen Van Sweeten membagi tentaranya menjadi 2 kelompok.

Alhasil saat kelompok pertama terkena serangan supit urang, kelompok yang kedua datang sebagai bala bantuan.

Kesultanan Aceh kalah, Sultan Mahmud Syah wafat pada tanggal 28 Januari 1874. Lalu putranya yang bernama Muhammad Daud Syah naik kasta untuk menggantikan posisi ayahnya sebagai Sultan. Namun karena rakyat Aceh telah kalah dari pertempuran sebelumnya, lahirlah perjanjian Traktat. Isi perjanjian tersebut adalah daerah Siak diserahkan kepada Belanda sebagai wilayah kekuasaannya.

Perang Periode Kedua (1877)

Pemerintah kolonial Hindia Belanda menginginkan perluasan daerah kekuasaan. Tidak puas jika hanya wilayah Siak yang menjadi bawahannya. Hasil panen daerah Siak hanya terbatas, yaitu Lada. Daerah lain seperti Aceh Besar (Banda Aceh) lebih menguntungkan untuk dikuras hasil buminya. Pada tahun 1877, Jenderal Van Der Heyden memulai penyerangan ke daerah Aceh Besar. Kala itu, Aceh besar harus mengaku kalah karena strategi perang yang kurang mumpuni.

Sebulan berselang, Habib Abdurrahman kembali dari Turki. Beliau sesampainya di Aceh langsung menemui Teuku Cik Di Tiro dan Imam Leungkata. Pertemuan mereka diadakan di daerah Pidi. Hasil rundingan mereka adalah pembagian wilayah penyerangan.

Habib Abdurrahman menyerang Belanda di wilayah Bukit Sirun, sedangkan Teuku Cik Di Tiro menyerang Belanda di daerah Pidi.

Di daerah Aceh Barat tiba-tiba juga terjadi peperangan. Perang tersebut dipimpin oleh Teuku Umar yang dibantu oleh istrinya yaitu Cut Nyak Dien. Belanda kalah dalam pertempuran yang dipimpin oleh Teuku Umar tersebut.

Pasukan Teuku Umar selain menguasai seni beladiri, juga dibekali dengan tata cara menggunakan senjata api. Belanda kalah jumlah, perlawanan Belanda sia-sia karena dipukul mundur oleh rakyat Aceh.

Perang Periode Ketiga (tahun 1880)

Pada tahun 1880, Belanda hampir tiap hari mendapatkan perlawanan dari rakyat Aceh. Perlawanan tersebut merupakan kesalahan Belanda. Belanda melakukan rekrutmen bagi sebagian rakyat Aceh untuk diajari membuat dan menggunakan senjata api inovatif kala itu.

Di mata Belanda, rakyat Aceh yang direkrut tersebut melakukan penghianatan bagi tanah airnya. Namun yang terjadi sebaliknya, rakyat Aceh melakukan penghianatan terhadap Belanda.

Strategi yang digunakan Belanda ini dinamakan konsentrasi stelsel. Strategi ini intinya adalah mencari rakyat Aceh yang berkhianat, untuk menjadi tentara Belanda. Namun yang terjadi malah Rakyat Aceh berkianat kepada Belanda.

Mereka melakukan serangan gerilya menggunakan senjata api keluaran terbaru kala itu yang diberikan oleh Belanda. Akibat perang gerilya ini Belanda mengalami kekalahan.

Akhir Masa Perjuangan (tahun 1904)

Perjuangan Belanda untuk menguasai Aceh tidak sehebat rakyat Aceh dalam melindungi wilayahnya. Berbagai strategi penyerangan dan pergantian pemimpi perang yang berulang kali dilakukan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda sia-sia.

Hal ini dibuktikan dengan meski banyak Sultan Aceh yang gugur dalam peperangan, namun rakyat Aceh secara kecil-kecilan masih melakukan penyerangan di berbagai daerah.

Baca juga;

  1. Daftar Nama Kabupaten & Kota di Aceh Beserta Ibukotanya
  2. Daerah Operasi Militer Aceh & Papua
  3. Rumoeh Beusoe [Aceh Timur-Aceh]
Semangat juang rakyat Aceh patut diacungi jempol. Meski dilakukan dengan cara mati-matian, perjuangan rakyat Aceh cukup mudah karena melawan para penjajah. Yang sulit adalah tugas kita, yaitu melawan bangsa sendiri. Sekian artikel tentang jenis-jenis perlawanan rakyat dari Provinsi Aceh, semoga penjelasan di atas dapat menjadi sumber edukasi bagi pembaca.Terima kasih !

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "4+ Macam Perlawanan Rakyat Aceh pada Masa Perjuangan"

Posting Komentar