6+ Macam Tarian Daerah di Papua & Gambarnya

Papua termasuk ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berbatasan daratan dengan Negara Papua Nugini. Wilayah ini terletak di ujung timur. Pulau Papua terbagi 2 provinsi yaitu Papua dan Papua Barat. Pulau ini luasnya ±808.105 km², namun dibagi dengan Negara Papua Nugini. Luas tersebut menjadikan Pulau Papua sebagai pulau terluas di Indonesia dan terluas nomor 2 sedunia. Untuk wilayah Indonesia, luas Papua mencakup ±317.000 km².

Wilayah seluas itu hanya terdapat penduduk sekitar ±3.300.000 jiwa. Perhitungan kepadatan penduduk yang diukur melalui jumlah jiwa dibagi luas wilayah ketemu kepadatan 10,31 jiwa/km². Bisa dibayangkan bahwa Pulau Papua masih belum belum padat sehingga masyarakat tidak tersebar secara merata. Di Papua terdapat kesenian yang menjadi ciri khas masyarakatnya, antara lain rumah adat, tarian, senjata daerah, dan masih banyak lagi.

Pembahasan kali ini hendak menjelaskan tentang tarian daerah yang ada di Papua. Sedikit gambaran tentang Papua yaitu penduduknya termasuk ras negroid. Yaitu orang berkulit hitam dan berambut keriting. Jadi, beberapa sumber memberikan julukan bagi masyarakat Papua sebagai Mutiara Hitam Indonesia. Nah, berikut ini merupakan ulasan materi yang menguraikan penjelasan dari macam tarian daerah di Papua.

Tarian Daerah Papua


Tarian daerah di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat adalah irama gerak tubuh yang dipadukan dengan alunan musik. Dalam suatu pertunjukan tarian terdapat makna dan maksud yang akan disampaikan melalui lenggak-lenggok sang penari.

Musik yang mengiringi tarian bertujuan untuk menguatkan alur cerita yang hendak disampaikan. Orang yang sedang memperagakan seni tari disebut sebagai penari. Dan setiap penari yang baik harus rajin berlatih agar makna yang disampaikan dapat terbaca secara jelas.

Macam Tarian Daerah di Papua dan Gambarnya


Daerah Papua mempunyai ciri khas dalam berbagai keseniannya. Masyarakat Papua pada faktanya lebih suka tinggal di rumah adat yang disebut Rumah Honai. Rumah ini sangat sejuk untuk ditinggali. Hal inin dikarenakan penggunaan atap yang memakai tumpukan jerami.

Pakaian adat yang digemari oleh masyarakat Papua disebut Koteka. Senjata tradisional yang ditemukan disini kebanyakan panah dan tulup. Untuk tarian daerah, simaklah penjelasan berikut ini.

Tari Suanggi


Tari Suanggi adalah salah satu tarian adat khas daerah Papua yang mengisahkan cerita tentang seorang suami yang istrinya telah terlebih dahulu meninggalkan dirinya. Tarian ini mengandung unsur magis yang digunakan untuk upacara ritual tertentu. Arti dari Suanggi sendiri ialah Roh Jahat. Masyarakat Sulawesi menganggap Suanggi sebagai makhluk halus yang gemar memangsa bayi yang masih berada di dalam kandungan ibunya.

Pengertian berbeda mengenai Suanggi oleh masyarakat Papua dipercaya sebagai orang yang meninggal dalam keadaan masih membawa hutang janji. Alhasil, roh tersebut mati penasaran tidak tenang di alamnya.

Roh tersebut nantinya hendak merasuk ke dalam jiwa seorang perempuan lalu mencelakakan orang lain. Info yang lebih detail mengenai asal usul Tari Suanggi masih simpang siur di masyarakat, namun kurang lebih seperti itu.

Gerakan Tari Suanggi terkesan seperti dukun yang sedang mengobati pasiennya. Aksesoris penari lengkap dengan nuansa ruang praktek dukun seperti sesaji, bunga 7 rupa, guci, dan lain sebagainya. Mantra-mantra yang terlantun dalam setiap tarian menggunakan bahasa daerah sehingga tidak dapat dipahami penikmat Tari Suanggi yang berasal dari luar Papua. Tari Suanggi biasanya diselenggarakan untuk memperingati kematian seseorang.

Tari Selamat Datang


Makna yang terlintas saat mendengar Tari Selamat Datang adalah pertunjukkan tarian yang diselenggarakan saat ada tamu penting yang berkunjung ke Papua. Hal tersebut benar adanya, sambutan yang meriah melalui tarian lebih digemari oleh mayoritas masyarakat Papua.

Tari Selamat Datang disa diperagakan oleh penari laki-laki maupun perempuan. Salah satu tarian yang menjadi kebanggaan masyarakat Papua adalah Tari Selamat Datang ini.

Tari Selamat Datang diperagakan oleh penari dengan alunan nada yang enerjik, sehingga membangun semangat penonton. Gerakan enerjik ini mengandung tujuan agar tamu kehormatan semangat dalam mengunjungi daerah tersebut.

Banyak nilai estetika yang terkandung dalam setiap gerakan Tari Selamat Datang. Salah satunya adalah gerakan meloncat-loncat yang artinya meraih kesuksesan setinggi-tingginya.

Tarian ini sudah ada di Papua sejak lama, tidak ada sumber yang secara resmi mengemukakan siapa penemu tarian ini. Tari Selamat Datang diiringi musik yang berasal dari alunan tifa, alat musik tradisional daerah Papua.

Kostum Tari Selamat Datang menggunakan pakaian adat Papua yang dilengkapi senjata adat dan aksesoris tambahan dari ujung kepala hingga ujung kaki. Anak-anak sampai orang dewasa semua sah untuk memperagakan Tari Selamat Datang.

Tari Perang


Dilihat dari namanya, tentu makna yang terkandung dalam Tari Perang adalah jiwa kepahlawanan dan perjuangan. Awalnya tarian ini digunakan untuk menyemangati masyarakat yang sedang menjalani latihan perang.

Namun karena gerakannya yang memiliki nilai estetika tinggi, maka dialihkan fungsi menjadi salah satu tarian daerah. Tari Perang diperankan oleh sekelompok penari laki-laki gagah perkasa.

Aksesoris yang melengkapi penari antara lain senjata daerah dan perlengkapan perang, serta pakaian adat tradisional. Pada masa lampau, sering terjadi peperangan antar suku di Papua.

Peperangan tersebut selalu dipicu oleh gesekan beberapa oknum hingga menjadi perang antar suku. Namun kini masyarakat mulai sadar arti persaudaraan. Pada masa sekarang jarang sekali terjadi peperangan antar suku di Papua.

Meski perang suku di Papua sudah jarang terjadi, namun Tari Perang masih dibudidayakan sebagai salah satu jenis tarian daerah. Pertunjukan Tari Perang biasanya diselenggarakan saat ada acara-acara yang sifatnya formal.

Tari Perang diperagakan minimal 7 orang laki-laki. Musik pengiring Tari Perang antara lain tifa, kerang, dan gendang. Kerang yang dimaksud bukan jenis hewan laut, melainkan alat musik tradisional masyarakat Papua.

Gerakan Tari Perang mirip seperti adegan yang dilakukan saat peperangan. Seperti tata cara menggunakan senjata untuk menyerang musuh, meloncat-loncat, menggunakan panah, seni tombak, dan lain sebagainya.

Alunan musiknya pun enerjik sehingga membangkitkan semangat dari dalam jiwa para penari. Sesaji tidak diperlukan dalam pertunjukkan Tari Perang, karena tarian ini tidak mengandung unsur magis sama sekali.

Tari Sajojo


Tari Sajojo merupakan salah satu jenis tarian yang sangat populer di Papua. Tarian ini menceritakan bahwa masyarakat Papua memiliki sifat gemar bercengkrama dengan orang lain. Jadi pembawaan Tari Sajojo terkesan riang dan penuh kegembiraan.

Biasanya, Tari Sajojo diperagakan oleh banyak penari, tidak ada aturan pasti yang mengatur jumlah penari. Tarian ini juga dijadikan gerakan senam pada instansi-instansi resmi di Papua.

Tari Yospan


Tari Yospan mengandung kemiripan dengan Tari Sajojo, yaitu menceritakan makna masyarakat Papua yang gemar bercengkrama dengan lingkungan sekitar. Tari Yospan dibawakan dengan riang gembira dan tidak mengandung unsur magis.

Selain Tari Selamat Datang, masyarakat Papua juga memperagakan Tari Yospan saat menyambut tamu yang berkunjung. Gerakan Tari Yospan berisi loncat-loncatan, jalan-jalan, berputar, dan sedikit menunjukkan beberapa atraksi.

Tari Musyoh


Tari Musyoh merupakan tarian khas Papua yang dipertunjukkan saat terdapat sanak saudara yang mengalami kecelakaan. Orang yang mengalami kecelakaan sampai meninggal dipercaya arwahnya tidak tenang.

Sehingga Tari Musyoh bertujuan untuk mengantar arwah tersebut agar tenang di alamnya yang baru. Tarian ini biasanya dipertunjukkan di pesisir pantai saat air surut, di sore hari.

Sekian penjelasan mengenai macam tarian daerah di Papua. Semoga artikel ini dapat menjadi sumber edukasi bagi para pembaca terutama sekali yang sedang mencari referensi terkait dengan wilayah Papua. Terima kasih!

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "6+ Macam Tarian Daerah di Papua & Gambarnya"

Posting Komentar