8+ Macam Tarian Daerah di Jawa Timur


Jawa Timur adalah salah satu nama provinsi yang terletak di Pulau Jawa. Ibukota Provinsi Jawa Timur terletak di Surabaya yang memiliki beragam tempat wisata. Wilayah ini luasnya sekitar ±48.000 km², dengan luasan tersebut daerah ini terdapat populasi sekitar ±39.000.000 menurut sensus penduduk tahun 2017. Faktanya, provinsi ini merupakan yang terluas se Pulau Jawa dan berpenduduk terbanyak kedua se Indonesia setelah Provinsi Jawa Barat.

Batas Provinsi Jawa Timur sebelah timur adalah Selat Bali, batas selatan adalah Samudera Hindia, di arah barat berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah, dan arah utaranya dibatasi oleh Laut Jawa. Secara Geografis, puncak tertinggi di Provinsi Jawa Timur adalah Gunung Semeru dengan ketinggian 3.676 meter di atas pemukaan laut. Untuk kesenian daerahnya, Jawa Timur memiliki tarian yang khas. Apa saja tarian tersebut? Simaklah ulasan materi sebagai berikut.

Tarian di Jawa Timur


Gerak tubuh secara berirama yang dimainkan oleh kelompok atau perseorangan dalam waktu tertentu untuk berbagai keperluan dan tujuan disebut tarian. Tarian nusantara dapat menyatukan banyak hal yang tidak terprediksi.

Karena makna yang terkandung dalam tarian mewakili sejumlah maksud tersendiri. Di Indonesia sendiri, setiap daerah memiliki seni tari yang beragam. Ragam tarian daerah di Indonesia sudah digolongkan dalam salah satu warisan budaya. Termasuk yang ada di Provinsi Jawa Timur.

Macam dan Contoh Tarian di Provinsi Jawa Timur


Tidak sedikit tarian yang dipertunjukkan guna acara ritual tertentu. Meski demikian, seni tari yang mengandung unsur magis di Indonesia jumlahnya minoritas. Tetap yang mendominasi adalah tarian dengan tujuan pertunjukkan saja.

Seni tari yang indah haruslah mampu membuat penonton terkesima hingga menaik-turunkan emosi. Di Jawa Timur, terdapat berbagai tarian daerah yang penjelasannya dapat disimak pada uraian materi sebagai berikut.

Tarian Jaranan Kepang

Jaranan, jaranan, jarane, jaran teji. Seng numpak ndhoro bei, seng ngiring poro menteri” Kalimat tersebut merupakan sebuah penggalan lirik lagu yang dibawakan untuk mengiringi Tari Jaran Kepang.

Tarian ini dimainkan oleh sekelompok perani berjumlah 6 sampai dengan 10 orang. Penari menggunakan property tarian khas yaitu kuda tiruan. Kuda tiruan tersebut dibuat dari anyaman bambu.

Dalam Tarian Jaran Kepang, kuda tiruan tersebut menggambarkan seekor kuda perang, dan penunggangnya merupakan seorang pahlawan.

Jadi dapat disimpulkan dalam Tari Jaran Kepang, makna yang disampaikan adalah sosok jiwa kepahlawanan. Tarian ini mengandung unsur magis. Para penari dibuat kesurupan dengan sengaja. Atraksi kesurupan tersebut seiring berjalannya waktu dilakukan dengan cara adegan rekayasa.

Jadi, dapat dikatakan bahwa unsur magis dalam setiap acara Tari Jaran Kepang sudah tidak ada. Masyarakat Indonesia sebagian meyakini bahwa mengundang roh halus dalam suatu ritual tertentu (seperti pertunjukkan seni tari) merupakan salah satu tindakan musyrik.

Musyrik adalah perbuatan menyekutukan Tuhan Yang Maha Esa. Maka, untuk menghindari perbuatan tersebut dan tetap melestarikan budaya, Tari Jaran Kepang dimainkan secara rekayasa.

Tari Remo


Tari Remo merupakan tarian khas Provinsi Jawa Timur yang awalnya berasal dari Kabupaten Jombang. Pada masa lampau, awal penemu Tari Remo adalah seorang pengamen. Masyarakat Jawa Timur mengagumi setiap lekukan anggun yang nampak saat Tari Remo dimainkan. Akhirnya, seiring berjalannya waktu maka Tari Remo digunakan dalam pembukaan kesenian Ludruk.

Meski terlihat anggun, Tari Remo tetap dimainkan secara enerjik. Perpaduan antara kelembutan gerakan dan loncatan lincah menjadi kesenian tersendiri.

Pembawaan penari yang selalu tersenyum membuat tarian ini mengandung unsur bahagia, gembira, senang, dan lain sebagainya. Pakaian yang dikenakan oleh penari saat mempertunjukkan Tari Remo terbagi atas 3 macam. Antara lain gaya Sawunggaling, gaya Jombangan, dan Gaya Surabayanan.

Tari Ambarang


Tari Ambarang asalnya dari Kabupaten Tulungagung, Provinsi Jawa Timur. Tarian ini berisi makna yang sangat dalam. Makna tarian ini adalah kisah perjalanan pengamen jaranan di sekitar Kabupaten Tulungagung.

Pengamen jaranan adalah orang yang mencari uang dengan cara mempertunjukkan tarian, dibumbui oleh property kuda dari anyaman bambu. Jadi terdapat perpaduan yang terlihat jelas antara Tari Ambarang dan Tari Jaran Kepang.

Tari Gandrung


Tarian yang berasal dari Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur adalah bernama Tari Gandrung. Gandrung mengandung arti bahagia, sukacita, terpesona, dan lain sebagainya.

Tarian ini diciptakan oleh masyarakat Banyuwangi karena kecintaannya pada Dewi Sri atau yang biasa disebut Dewi Padi. Dewi tersebut merupakan salah satu tokoh mitologi Jawa Timur yang telah membuat masyarakat Banyuwangi sejahtera.

Kesejahteraan mereka berasal dari hasil panen yang melimpah sepanjang tahun. Saat panen raya, Tari Gandrung dipertunjukkan oleh masyarakat Banyuwangi untuk berterima kasih pada Dewi Sri. Karena letak Banyuwangi yang merupakan sekat antara Jawa Timur dan Bali, maka iringan musik yang dibawakan untuk Tari Gandrung adalah perpaduan dari kedua daerah tersebut. Tari Gandrung dibawakan oleh penari wanita.

Saat Tari Gandrung diselenggarakan untuk menyambut tamu, maka penari wanita wajib untuk menarik penonton pria agar ikut menari.

Tarikan penari wanita tersebut dinamakan Pemaju. Busana yang dipakai penari Gandrung adalah pakaian adat Jawa Timur. Dengan sentuhan aksesoris berupa kipas. Warna merah dan hitam menghiasi pakaian penari dari ujung kepala hingga ujung kaki.

Tari Bedoyo Wulandaru


Selain Tari Gandrung, yang berasal dari Kabupaten Banyuwangi Provinsi Jawa Timur adalah Tari Bedoyo Wulandaru. Tarian ini dipertunjukkan untuk menyambut tamu yang datang ke daerah Kabupaten Banyuwangi.

Makna yang disampaikan penari adalah perasaan bahagia akibat kedatangan tamu dari luar daerah. Pakaian yang dikenakan oleh penari bedoyo wulandaru adalah pakaian adat dengan kombinasi warna hijau dan hitam.

Tari Boran


Tari Boran merupakan tarian khas Provinsi Jawa Timur yang berasal dari Kabupaten Lamongan. Tarian ini menggambarkan penjual nasi yang sedang berinteraksi dengan para pembeli. Sejak munculnya Tari Boran, penjualan beras di Kabupaten Lamongan meningkat drastis.

Melalui teknik pemasaran ini, devisa tertinggi Kabupaten Lamongan berasal dari penjualan beras.

Tari Giri Gora Dahuru Daha


Tari Giri Gora Dahuru Daha merupakan jenis tarian bertema sendratari yang berasal dari Jawa Timur. Tarian ini berisi drama yang dipertunjukkan lewat lenggokan indah para penari. Tujuan pertunjukkan sendratari adalah menampilkan drama yang tidak biasa, yaitu melalui tarian.

Tokoh utama dalam tarian ini adalah Raja Airlangga, Ratna Manggali, Mpu Baradah, Daha, dan Arang. Pakaian yang dikenakan berbeda-beda tergantung tokoh yang dimainkan.

Tari Jejer


Tarian yang berasal dari Jawa Timur terakhir adalah Tari Jejer. Sesuai dengan namanya, Jejer artinya bersebelahan. Penari Tari Jejer menampilkannya dengan cara berbaris sebelahan.

Berdasarkan beberapa sumber, penyebutan Tari Jejer sebagian menamakannya Tari Gandrung Banyuwangi. Iringan musik yang digunakan dalam Tari Jejer adalah gong dan kempul. Penari menggunakan pakaian adat berwarna merah.

Nah, penjelasan di atas merupakan ulasan materi yang membahas tentang macam tarian daerah di Jawa Timur. Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Sekian uraian materi kali ini, apabila terdapat salah kata mohon dimaafkan. Terima kasih!

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "8+ Macam Tarian Daerah di Jawa Timur"

Posting Komentar