Menggala Jounction [Rokan Hilir-Riau] dan 14 Fakta Unik yang Harus Kamu Ketahui!

Desa Menggala Jounction, Kecamatan Tanah Putih, Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau


FaktaDaerah.Com- Alam Indonesia menyimpan jutaan keindahan yang tak kalah luar biasanya dengan apa yang ada di luar negeri. Dengan menyandang gelar negara biodiversitas, membuktikan bahwa negeri ini memiliki banyak sekali keanekaragaman hayati. Keanekaragaman hayati itu meliputi tumbuhan dan hewan yang terkadang langka dan tak dimiliki didaerah lain. 

Tidak hanya lingkungan, Indonesia juga memiliki budaya yang sangat beragaman. Mulai dari Sabang sampai Merauke, ada banyak suku bangsa yang tersebar. Suku-suku tersebut bukan hanya memiliki tradisi dan adat istiadat yang unik, namun kadang memiliki keunikan dari segi daerah yang mereka tinggali. Ada sebuah suku di Papua yang tinggal diatas pohon. Mereka membuat rumah di-atas pohon yang tingginya bervariasi. Yang terendah sekitar 20 meter sementara ada juga yang tinggal dirumah pohon setinggi 100 meter..

Desa Menggala Jounction, Kecamatan Tanah Putih, Kabupaten Rokan Hilir


Berbicara tentang daerah, maka saya tertarik untuk membahas daerah yang saya tinggali. Sebuah desa di Kecamatan Tanah Putih, Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau. Tempat tumbuhnya jutaan pohon sawit. Bahkan rumah saya adalah bekas tumbuhnya beberapa pohon sawit. Tapi bukan berarti desa besar itu hanya ada pohon sawit. Sebagai bagian dari Indonesia, maka daerah saya juga cukup subur. Ada beberapa flora yang sebenarnya belum tau apa itu namanya. Terkadang aku bingung menyebut sebuah tumbuhan, sebab saya tak tau apakah itu pernah saya pelajari atau memang belum ditemukan. Ini terjadi karena tidak pernah seorang peneliti pun datang ke desa kami.    

Desa Menggala Jounction.


Terdengar unik mungkin. Sebab memang semua orang yang baru mengenal dan mendengar nama itu akan bertanya perihal nama belakang desa saya. Tapi itulah keunikan dan fakta pertama di desa saya.

Sejarah Nama Desa Menggala Jounction


Dari literatur yang saya dapat, bahwa dahulu seorang berkebangsaan asing datang ke daerah itu sebagai orang yang pertama-pertama tinggal di daerah itu. Tapi literatur tersebut kurang lengkap sebab tidak mengetahui nama pasti dari orang tersebut. Beberapa sumber pun memberikan pendapat tapi saya hanya mengambil bahwa intinya Jonction itu memang berasal dari nama orang asing tersebut.

Suhu Udara Yang Aneh di Desa Menggala Jounction, Riau


Suhu udara disana terbilang aneh. Ketika malam, derajat celcius akan menunjukan angka 26 atau
bahkan dibawahnya. Sementara saat siang hari, 35 derajat celcius menjadi suhu lumrah. Kadang bisa diatas itu. Meski begitu masyarakat sudah terbiasa dengan kondisi seperti itu.

Ponetsi Pertmabangan Minyak di Menggala Jounction


Fakta berikutnya adalah desa yang saya merupakan tempat pertambangan minyak yang cukup besar. Meski terbagi dibeberapa titik, namun sumur-sumur minyak tersebut telah ada bahkan sebelum saya lahir.
 
Desa yang saya tinggali itu sudah didatangi lebih dari 8 perusahaan yang bergerak dibidang pertambangan minyak. California Texas Oil Company (Caltex) dan Chevron adalah dua perusahaan minyak dunia yang telah datang ke tempat saya.
 
Entah berapa juta barel yang telah mereka angkut dari dalam tanah desa saya. Intinya, kekayaan minyak desa saya berlimpah. Terbukti dengan banyak- nya Gathering Station (GS) dibeberapa tempat serta dua buah camp ditengah desa saya. Tepat di simpang Menggala Jounction. Satu buah camp di atas dan sebuah lagi di bawah. Bila anda pernah naik bus kearah Sumatera Utara melalui lintas timur, maka anda bisa melihat sebuah dari atas.

Suku-Suku di Menggala Jounction


Fakta selanjutnya adalah, desa saya tempat berkumpulnya beberapa suku. Mungkin terdengar biasa saja tapi bila kusebutkan bahwa kami dikelilingi suku-suku yang tidak bercampur dengan suku lainya didaerah yang mereka tempati.
 
Dipertengahan tenggara dan selatan, ada sebuah desa yang hanya di huni oleh suku Melayu asli daerah itu. Sementara agak ke tengah selatan dan barat daya adalah perkumpulan suku batak. Di timur, ada banyak suku minang.

Arah barat adalah jalan menuju provinsi Sumatera Utara yang tentunya banyak suku bataknya. Ditempat kamilah percampuran suku atau kelompok adat berada. Tiga suku utama adalah Jawa, Batak, Melayu dan Minang. Begitu uniknya kebudayaan itu sehingga menimbulkan budaya yang baru tanpa menghilangkan budaya asli dari masing-masing suku. Itulah yang disebut akulturasi budaya dalam mata kuliah yang saya  pelajari di jurusan sosiologi.

Toleransi yang kuat terjalin sebab perbedaan bukanlah sarana untuk saling memusuhi tapi memperkaya khazanah dan pengetahuan kita terhadap suku lainnya. Populasi suku Jawa di desa Menggala Jounction terbilang paling besar, sekitar 43%. Sementara suku batak berada diposisi ke-dua dengan 32%, menyusul posisi ketiga suku Melayu 15% dan terakhir suku minang 10%.

Desa Menggala Jounction Kaya Akan Spot Foto


Fakta ke selanjutnya adalah salah satu spot foto dengan background ilalang terindah. Fakta ini seolah kabur sebab kurangnya perhatian dengan potensi yang desa saya miliki. Tetapi saya ungkap kan melalui tulisan ini bahwa yang saya katakan adalah benar.

Tumbuhan ilalang didesa saya tidaklah kalah indah dengan yang ada di taman nasional Tanzania. Namun untuk mendapatkan view yang baik anda para photographer tentunya harus menunggu 3 hal ini.
 
Waktu yang tepat 

Waktu yang paling tepat adalah ketika sore atau pun pagi buta. Sekitar pukul 5 sampai 6 pagi atau pukul 5 sampai 6 lewat 15 menit sore. Mengapa seperti itu? Seperti yang telah tertulis diatas, bahwa desa saya cukup panas.

Bila anda datang kesana untuk berfoto diluar jam yang saya tuliskan, maka dua kemungkinan yang hampir pasti terjadi adalah anda men-dapatkan foto dengan kualitas buruk dan yang kedua anda akan hitam. Tidak bisa dipungkiri bahwa yang saya katakan adalah sebuah kejujuran sekaligus himbauan untuk anda yang mulai tertarik untuk mencoba berfoto ditengah padang ilalang. Sebab orang yang putih sekalipun, tetap akan berubah warna kulitnya bila tinggal disana. Kecuali anda adalah orang asing. Pigmen anda jauh lebih kebal dari masyarakat Indonesia umumnya.     

Semilir Angin

Faktor satu ini tak bisa dianggap remeh. Semilir angin yang terlalu kencang akan memmpengaruhi hasil foto anda. Pertama, ilalang akan terlalu merunduk pada arah angin bergerak sehingga tampak kurang bagus. Kedua, ada kalanya angin yang terlalu kencang menandakan akan datangnya hujan atau pun badai. Biasanya angin yang terlalu kencang menjadi pertanda bagi kami para penduduk desa. Bila angin terlalu kencang dan bertahan hingga lima belas menit tanpa henti, maka kami akan segera pulang dari lahan tempat bekerja.

Semilir angin yang baik tidaklah terlalu pelan ataupun terlalu kencang. Sekitar 12-20 km/jam. Pucuk ilalang tetap akan merunduk kearah angin bergerak namun hanya sedikit saja sehingga hasilnya akan terlihat bagus.    

Musim Kebakaran Hutan dan Lahan    

Ini adalah faktor terakhir sekaligus terberat. Masalahnya adalah bila ingin mendapat-kan foto terbaik dengan background ilalang yang indah namun harus membakar lahan, maka anda akan diamankan oleh pihak yang berwajib.

Tindakan konyol itu tentu saja tidak akan kita lakukan. Berkaitan ini, maka saya ingin memberikan sebuah fakta kecil bahwa jarang sekali ada orang yang membakar lahan disana. Bila pemilik lahan membakar baik itu sampah, rumput liar, kayu-kayu ataupun untuk sedikit membersihkan lahannya maka mereka akan menjaga agar api tidak menyebar luas serta menunggui sampai api benar-benar padam. Tak jarang ada yang membawa dua atau tiga ember air 20 literan, untuk menjaga kalau-kalau api menyebar atau membesar.

Menggala Jounction dan Kebakaran


Kebakaran yang terjadi di desa saya adalah hal yang aneh. Meski ada sebuah sungai yang memisahkan dua lahan, tetap saja api bisa menyebrang pada lahan yang satunya. Mengapa bisa begitu? Alasannya adalah udara yang panas serta angin yang kadang-kadang mengencang secara tiba-tiba, terkadang menerbangkan ranting-ranting kayu atau bahkan kayu yang terbakar dan membuat lahan lainnya ikut terbakar.
 
Tanah gambut adalah tanah yang paling gampang merambat-kan api. Sehingga dalam waktu singkat bila ada api yang terbang dan kemudian jatuh ditempat yang kering meskipun awalnya tidak marak tetapi lambat laun api akan merambat dibawah tanah yang kita pijak. Dengan alasan itulah kenapa setiap masyarakat desa kami merasakan tanah yang dipijaknya panas, maka kami akan cepat-cepat memastikan apakah tanah tersebut panas karena suhu atau sedang terjadi penyebaran api dibagian bawah tanah.

Permasalahannya, terkadang api merambat saat sore hari dimana para pemilk lahan dan pekerja kebun sawit telah pulang. Ketika pagi berangkat hanya tinggal petakan hitam legam dengan suhu panas yang terlihat. Kalau sudah begitu biasanya akan disiram dengan air yang banyak supaya tidak menyebar lagi. Satu atau dua bulan kemudian barulah akan tumbuh ilalang yang saya maksud.

Bila anda mendapati lahan yang terbakar, saya katakan itu rezeki anda. Karena memang pemandangannya tidak akan mengecewakan anda. Bagi anda yang mungkin ingin melipur lara dikarenakan tidak mendapat faktor yang ketiga ini, maka saya akan berikan penawarnya.

Ada beberapa lahan yang tidak diurus oleh pemiliknya atau memang tak ada pemiliknya. Sebab tidak diurus, maka lahan tersebut hanya lahan tanpa tanaman. Sehingga masih benar-benar kosong dan hanya ditumbuhi ilalang atau bunga-bunga cantik.

Selain background ilalang, ada banyak background lainnya yang juga indah. Tetapi menurut diri saya pribadi dan juga mayoritas masyarakat pasti akan lebih menyukai background ilalang. Meski tidak banyak penduduk yang berfoto sebab pemandangan seperti itu lumrah bagi kami. Kecuali itu, teknologi kurang pesat disana. Sehingga hal menarik didesa kami jarang terekspos.

Kanal City di Desa Menggala Jounction, Riau


Fakta selanjutya, adalah desa kami memiliki kanal yang dibangun oleh pihak perusahaan minyak. Caltex sebagai perusahaan pertama diyakini telah memprakarsai pembangunan kanal tersebut. julukan terbaru untuk kanal tersebut adalah “Kanal City”.

Entah berawal dari mana tapi saking populernya, sehingga banyak yang menyebutnya dengan julukan itu sekarang. Meski harus diakui bahwa kanal itu tidaklah seindah kanal-kanal di Kota Amsterdam, Belanda. Uniknya, air yang mengalir berwarna merah pekat seperti air teh. Bila sore tiba kanal tersebut akan dipenuhi banyak orang.

Tidak hanya dari desa kami, namun juga desa-desa tetangga. Banyak anak-anak bahkan tak jarang orang dewasa hadir dan berenang disana.  Bila musim hujan tiba, volume air akan naik. Ketika itulah banyak orang yang menangkap ikan dengan “Menganco”.

Sebutan untuk cara khas desa kami menangkap ikan. Tak jarang jembatan penuh sehingga menimbulkan kemacetan kecil dipagi juga sore hari. Sebab kedua waktu itu adalah waktu terbaik “Menganco” ikan. Kanal tersebut sejatinya adalah aliran sungai kecil yang dahulu memisahkan desa saya dengan desa sebelah. Kebetulan didapati sebuah sumur minyak sekitar 500 meter dari desa kami namun belum masuk pada desa sebelah yang saya maksud. Itulah awal pembangunan jembatan dan kanal tersebut.
 

Menggala Jounction Memiliki Banyak Species


Fakta ke selanjutnya adalah bahwa didesa saya terdapat beberapa species baik tumbuhan maupun hewan yang saya tidak tau namanya. Barangkali memang tidak tau, atau memang karena belum di-namai.
 
Menurut guru biologi saya, diwilayah Menggala Jounction dan sekitarnya memang terdapat beberapa species yang belum ditemukan namanya. Berawal dari temuan saya pada seekor laba-laba kecil yang berwarna unik dengan bentuk yang menurut saya tak lazim. Tak ada kepala karena mata-nya berada ditubuhnya.

Tidak seperti laba-laba pada umunya. Saya sudah mencari referensi sebanyak mungkin mengenai laba-laba dan tidak ada yang mirip dengan itu. Beberapa tumbuhan serta bunga-bunga di lahan sawit juga tak pernah saya lihat sebelumnya. Bahkan ada sawit yang seharusnya dua tandan namun menyatu seolah hanya satu tandan.

Pengaruh Globalisasi di Desa Menggala Jounction, Riau


Fakta selanjutnya adalah ketika globalisasi merambah semua daerah, didesa kami belum sepenuh- nya terpengaruh. Dampak positifnya adalah, saya masih bisa melihat anak-anak bersosialisasi dengan teman sepermainannya sehingga beberapa budaya ataupun permainan rakyat tidak hilang.

Contoh sederhana adalah dikala terik mentari mereka duduk dibawah pohon sawit meneduhkan diri sembari bercerita perihal sekolah ataupun pengalaman mereka. Ketika kini saya tinggal di kota Pekanbaru untuk menempuh pendidikan, jarang sekali saya lihat anak-anak yang berlarian atau bermain sepeda ketika sore. Kebanyakan anak telah memegang apa yang kita sebut Android. Namun, didesa saya itu jarang terjadi. Bahkan bisa dikatakan tidak ada.
 
Di desa saya, Masih banyak anak yang bermain-main setelah pulang sekolah. Sembari itu mereka membawa buku pelajaran. Sehingga setelah mengerjakan tugas sekolah, mereka bisa bermain kelereng atau memainkan permainan rakyat seperti “Patok Lele”, “Galah Panjang”, “Cindong” dan lain sebagainya.

Berkaitan dengan fakta kelima, setelah lelah bermain biasanya mereka akan berjalan-jalan keliling desa melewati jalan setapak dalam lahan sawit ataupun kebun karet. Kemudian mencari buah yang bisa dimakan dan langsung menuju pada kanal. Keceriaan begitu jelas terlihat. Mereka tumbuh dengan sosialisasi yang baik, tetapi bila dipadankan dengan kemahiran teknologi maka akan menghasilkan insani yang bukan hanya pintar tapi juga berkarakter dan siap mental serta fisik.
 
Pelajaran teknologi, informasi, dan komunikasi (TIK) telah diajarkan sejak dini. Dengan mem berikan pengetahuan dasar di SD kemudian di SMP lebih dikembangkan dengan langsung mem-praktekkannya dilaboratorium komputer sehingga ketika SMA mereka tidak gaptek. Dengan sosial yang mereka lakukan secara langsung juga berinteraksi dengan alam akan menghasilkan nilai serta intelektual yang baik.  Pembentukan kepribadian juga terjadi disana.

Fakta-fakta diatas cukup mewakili fakta menarik dari desa tercinta saya, Menggala Jounction. Tidak ada desa yang buruk. Semua desa akan terlihat indah bila kita melihatnya dari berbagai sisi. Meski kumuh, pasti ada sebuah fakta menarik dari desa itu.
 
Seperti itu juga desa saya yang punya beberapa fakta yang tidak bisa dianggap remeh. Yakni bahwa desa kami berada dijalan lintas antara Riau dan Sumatera utara. Tetapi yang terjadi Listrik belum sampai secara merata didesa kami. Tahun lalu setelah Idul Adha, sebagian desa baru menerima aliran listrik. 
 
Sejatinya ada banyak potensi yang desa saya punyai. Mulai dari lingkungan hingga sosial semuanya menjadi daya tarik. Kekayaan alam yang dikeruk sepertinya tidak memberikan keuntungan untuk kami. Entah sudah berapa lama perusahaan asing itu ada ditanah kami, hampir tidak ada program CSR yang saya dengar untuk masyarakat kami. Kalau pun ada pemerintah daerah yang mendapatnya. Sehingga hanya daerah disekitar ibu kota kabupaten yang mendapat program itu.
 
Hal itu bisa saya maklumi, barangkali luasnya wilayah kabupaten yakni 120 km2 membuat pemerintah kurang efektif dalam bekerja. Pembangunan serta pengembangan menjadi kurang merata. Di pulau jawa, kabupaten dan kota hanya sekitar 40 km2. Sehingga pemerintah mampu menjalankan semua program kerja secara merata.
 
Pendidikan juga masih terlalu rendah. Tak bisa dipungkiri bahwa indeks pendidikan kabupaten kami ada dibagian bawah provinsi Riau. Itu juga salah satu alasan saya melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Supaya kedepannya saya mampu merubah desa tidak hanya berdasarkan teori yang saya punya, namun mampu memberikan bukti nyata melalui kegiatan ataupun pembangunan. Tentu nya tak lepas dari dukungan pemerintah.
   
Demikinalah tulisan Sandewa Jopanda mengenai Fakta dan Keunikan yang ada di Desa Menggala Jounction, Provinsi Riau. Semoga bisa bermanfaat untuk pembaca. Trimakasih, jangan lupa baca juga tulisan lainnya;
  1. Kota Pekanbaru [Riau] dan Beberapa Fakta yang Harus Kamu Baca!
  2. Kabupaten Meranti dan Fakta Sagu Yang Harus Kamu Pahami!
  3. Pulau kundur [Karimun-Kepulauan Riau] dan 8 Fakta Yang Harus Kamu Baca!
  4. Kota batam [Kepulauan Riau] dan 8 Fakta Yang Harus Kamu Baca!
  5. Pulau Anambas dan [4] Tempat Wisata yang Harus Kamu Ketahui!

Subscribe to receive free email updates:

2 Responses to "Menggala Jounction [Rokan Hilir-Riau] dan 14 Fakta Unik yang Harus Kamu Ketahui!"

  1. Sudah bagus. Hanya saja ada beberapa penulisan dan penggunaan kata kata yang tidak sesuai. semoga dalam penulisan artikel selanjutnya bisa di perhatikan lagi.

    BalasHapus